Tentang Setahun Lalu

25 Mei 2015 Jam 19:00
Sate Babi Mumu, Salsa Food Market, Summarecon Serpong
Aku dan suami bersama sahabat janjian makan malam disini. Sate Mumu adalah salah satu favorit kami berempat. Kami makan dan ngobrol seperti biasa. Perutku sudah besar dan semakin mudah lelah kalau banyak berjalan.
Dan ketika mereka mengajak ngeDessert di Pancious, aku menolak. Karena masih harus berjalan dari Salsa ke dalam mall. Rasanya pengen cepat pulang dan bobo. hehehe…

26 Mei 2016 Jam 01:00 dini hari
Tadi pulang cepat dengan rencana ingin segera naik ke ranjang dan tidur. Tapi apa daya ketika sudah sampai di ranjang ga sedikitpun mata terpejam. Perasaan gelisah padahal sudah ngantuk. Akhirnya aku ke toilet karena ingin buang air kecil.
Baru juga duduk untuk setoran air kecil, tiba-tiba…byar… tanpa bisa ditahan. Aliran darah segar encer tapi agak kental. Seketika aku lihat ke dalam kloset. What?? Now?? Harusnya masih 3 hari lagi (jadwal operasi c-section).
“Beb…darah beb…”
Thank God suami belum tidur saat itu. Dia langsung bangkit dari ranjang. “Kenapa beb?”, sambil terburu-buru ke toilet. “Ini kayaknya pecah ketuban deh, darah ni banyak banget.” Aku panik.
Dia yang menenangkan aku, “Tenang, jangan panik beb…kita ke RS sekarang ya.” Ucapnya sambil ngelap sisa-sisa darah di lantai kamar, lalu membantuku ganti baju (sempet ganti baju, yeah!).
Tas untuk persiapan ke RS sudah kami siapkan 2 minggu sebelumnya, dan sudah ada di dalam mobil. Jadi kapanpun siap berangkat.
Tidak lupa kubawa perlak untuk tatakan duduk di mobil.

Di mobil aku berupaya telepon dokter Handy, tapi ga diangkat (iya harusnya RS yang menghubungi dokter kali ya baru diangkat), ya sudah saya langsung telepon RS mengabari bahwa saya dalam perjalanan mohon ditunggu di depan UGD. Setelah itu aku telepon orangtua dan mertua dirumah untuk mengabari kami otw ke RS.

Masuk mobil suami langsung tancap gas macam pembalap…hahaha bersyukur banget banget banget jam segitu jalanan lengang banget kan. Hanya 20 menit saja dari Gading Serpong ke RS PIK, yang kalau siang hari pasti macet tak terkira di tol nya. Sepanjang perjalanan ke RS, kontraksi sudah tiap 2 menit. Tau dari mana 2 menit? Aku lihat jam di mobil, setiap si menit di angka ganjil dia kontraksi, di angka genap kontraksinya ilang hahaha… Aku dalam hati omitohud omitohud terus, sambil mempraktekan pernapasan yang diajarin pas senam hamil, lumayan membantu loh (karena sibuk ingetin cara napasnya, malah jadi gak fokus ke kontraksinya..hehehe)

Sampai di UGD langsung duduk di kursi roda dan dibawa naik ke ruang bersalin. Diobservasi dulu sama susternya. Ada yang ramah, ada yang jutek. Trus aku ditanya-tanya biodata dan histori kehamilan sama si suster jutek. OHMYGOD gak tau apa ini udah sakit banget nahan kontraksi, susternya nanya banyaaakkk banget ada kali beberapa halaman. Ketika aku lagi kesakitan, suaraku otomatis mengecil, si suster malah ngomong “Suaranya yang keras bu, gak kedengeran”. Reseee..ouchh sakit.. Mau aku sahutin, tapi males banget, ngomong aja susah lagi nahan sakit. Tapi akhirnya aku bilang “duh yang kayak gitu-gitu baca sendiri aja sus di buku kehamilan. sakit nihh.” Baru deh dia nanyanya ga banyak-banyak dan lebih sabar nunggu jawabanku.

Setelah merasa cukup, baru deh susternya telepon dokter. Selama menunggu dokter datang, suster memasang jarum di tangan saya untuk nanti masuk infus atau obat, tapi…again and again and again…katanya pembuluh darah saya terlalu halus, susah cari jalurnya. Hiksss… Urusan kontraksi belum beres, ini si suster makin bikin saya takut masa jarumnya ga bisa masuk. Ga berapa lama dateng suster yang lebih senior, baru dia yang pasangin dan akhirnya berhasil. Sekitar 15 menit dr.Handy akhirnya datang dan USG, katanya ketubannya sudah banyak berkurang, harus operasi sekarang. Oh iya, posisi baby K selama hamil belum pernah turun kepalanya…posisinya malah melintang. Kepala di kiri, kaki di kanan. Jadi untuk amannya dicaesar deh.

Ketika dibawa ke ruang operasi, ternyata jarum yang suster tadi pasangkan ke tanganku, salah juga! Punggung tanganku sudah biru karena pembuluh darahnya pecah, jadi dokter anestesi yang akhirnya memindahkan jarumnya ke posisi yang benar dan dipindahin ke tangan kanan. Haisssh…suster-suster itu, speechless saya… (sampai hampir 2 minggu baru biru lebam nya hilang, itupun setelah dikasih trombopob rutin).

Jam 3 pagi operasi berjalan lancar, aku merasakan setiap gerakan tangan dokter di perutku, sayatan demi sayatan di setiap lembar lapisan kulitku sampai ketemu tubuh mungil baby K. Aku merasakan ‘oprekan’ si dokter ketika berusaha mengeluarkan baby K dari perutku, dan ketika iya keluar, tangisnya pecah memenuhi ruang operasi. Dear baby K, terima kasih udah baik-baik di dalam perut mama, sekarang kita bertemu 🙂 Dokter anak membawanya ke sampingku, dan aku cium baby K. Setelah itu aku tertidur…biarkan dokter/suster menyelesaikan tugasnya merapihkan perutku..sambil terus berdoa dalam hati, semoga aku segera pulih dari bius ini agar bisa melihat baby K.

26 Mei 2016
Selamat ulang tahun, dear baby K. Sekarang kamu udah bukan baby lagi. Sekarang kamu sudah bisa ngoceh-ngoceh, udah bisa marah-marah, udah bisa membedakan mana jeruk baby dan mana jeruk medan, udah bisa jalan merembet, udah bisa turun dari ranjang meskipun harus extra hati-hati, udah bisa nyengir, udah bisa tepuk tangan, udah bisa berishin laci & lemari mama sampai bersihhh ;),udah bisa main tab sama papa, udah bisa manggilin papa di kamar mandi, udah bisa nyetir sama papa, udah bisa samperin mama deketin muka lalu muaaahhh..ciumanmu yang pernuh iler adalah sukacita bagi mama. Dan uda bisa-uda bisa yang lainnya yang ga bisa mama sebutkan satu-satu, tapi selalu ada dalam rasa syukur mama setiap kali melihat kamu.
Love you…

note: Kapan-kapan kita makan sate Mumu ya, Keivel. Karena di situ, kita punya cerita. Hehehe… 0 moIMG_0847

4 mo

IMG_0956r

May you always be happy dear son. Love the life that you live. Live the life that you love. Be happy, be grateful, be thankful everyday!

About neitneit

Call me Tien. It's simple and good enough.
This entry was posted in Her Daily News and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to Tentang Setahun Lalu

  1. Edza says:

    Hai sis, boleh taukah. Kalau dgn dr handi ops nya vertical atau melintang kah ops pembedahannya? Thanks ya infonya

    • neitneit says:

      Hai Edza, operasinya vertikal. Operasi melintang setahu aku kalau ada situasi khusus deh. Jadi kalau yang biasanya vertikal. Thanks jg semoga membantu 🙂

Leave a comment