Bulan Oktober kemarin, Keivel resmi menjadi Koko. Kita semua memanggilnya Koko Keivel. Sebenarnya dia senang dipanggil Koko sejak umurnya 3tahunan, tapi baru benar-benar terwujud ketika dia berumur 4,5tahun. Lain kali gue akan bahas bagaimana sikap Keivel setelah dia punya adik. Sekarang gue mau cerita tentang kehamilannya dulu, mumpung masih fresh di ingatan. hehehe…
Tentang Hamil Yang Isinya Baby Nico
Untuk teman-teman yang kebetulan baca blog ini, semoga bermanfaat sharing gue kali ini. Bagi yang sudah tahu, itu bagus. Kalau bagi yang belum tahu, semoga tulisan ini bisa membantu.
Kehamilan gue yang kali ini, adalah kehamilan yang ternyata agak berbahaya, tapi gue tidak menyadari bahaya tersebut. Karena gue keputihan. Dan rupanya, keputihan yang gue alami cukup banyak dan berlangsung sangat lama, yaitu saat sudah trimester ke 2 masuk ke-3 baru gue tanya ke dokter kenapa keputihannya ga selesai-selesai. Gue kira itu wajar, Karena kalau gue baca berbagai artikel di internet, keputihan pada saat kehamilan itu normal. Namun gue tidak mencari tahu lebih jauh sampai batas seperti apa yang dikatakan normal.
Ternyata, dokter kaget kenapa gue baru laporan sama dia ketika sudah berlangsung lama, karena ini membahayakan janin. Gue tanya ke dokter kok gue akhir-akhir ini merasa gatal dan perih ketika buang air kecil. Dokter langsung cek transvaginal saat itu juga. Dari awal hamil selalu USG atas dari perut, jadi tidak pernah cek dari bawah. Dan memang benar, keputihannya banyak dan akhirnya dokter meresepkan antibiotik dan menjelaskan kenapa itu berbahaya. Gue bisa pecah ketuban kapan saja. Bayi bisa lahir prematur kalau pecah ketuban sebelum cukup waktunya.
Dokter tahu gue pakai panty liner untuk ‘menampung’ keputihan tersebut, gue diomelin sama dokternya, “Duh, apalagi pakai panty liner. Jangan ya! Jangan dipakai lagi. Sering-sering ganti celana dalam.” dokterku bisa galak juga.
Gue deg-deg’an banget waktu dokter kasih tahu bahaya tersebut, tapi di waktu yang sama gue merasa lega. Lega dan bersyukur karena gue kontrol di waktu yang tepat, kalau gue tunggu kontrol sebulan lagi dan gak ngeh akan bahaya keputihan yang terus berlangsung, entah bagaimana ya kan. Tanpa menunggu lama, gue langsung minum antibiotiknya begitu selesai dari dokter, sebelum ketemu dokter memang sudah sarapan dulu. Dan setelah minum antibiotik memang cepat keputihannya hilang dan gue menjalani kehamilan gue dengan lebih tenang.
Kehamilan kali ini, membuat gue mudah engap/ngos2an, dan cepat merasa lelah. Beda banget waktu hamil Keivel dulu. Kalau hamil yang dulu gue merasa lebih energik, lebih kebo, sedikit eneg. Kali ini juga sedikit aja enegnya (kalau gak makan, eneg. Jadi gue harus makan terus. Bulan pertama berat badan gue naiknya 4kg), tapi merasa renta sekali badan ini. hehehe…
Dari trimester pertama aja sudah merasa cepat lelah, tapi gue pikir ah masih awal-awal belum terbiasa kali. Tapi kok ya begini terus. Jalan sebentar capek, jadi harus duduk atau baring. Tapi giliran udah duduk/baring, mau bangkit berdiri susah bener. Sakit di pinggang, di punggung, di pinggul, semua terasa sakit. Dan gue sadar banget, gue kurang olahraga saat hamil. Dokter menyarankan gue untuk renang aja, jadi gue ikutin. Tapi dasar gue nya malas, renangnya ga rutin, jarang-jarang aja kalau lagi mau.
Jadi ingat ya teman-teman, saat hamil itu perlu banget olahtubuh, gerakin badan, olahraga yang ringan-ringan aja, yang penting gak kaku jadinya badan kita, apalagi ditambah ada baby di dalam perut yang menambah beban beberapa kilogram. Pastilah badan lebih mudah terasa lelah.
Di trimester ketiga, semuanya terasa beberapa kali lebih berat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Berat dalam arti sesungguhnya. hahaha… Gue mau jalan aja mesti pegangan! Bangun dari kursi harus diam dulu 10 detik baru bisa melangkah kakinya. Ternyata pas dicek ya memang bayinya cukup besar juga di dalam perut. Biarpun ga seberat hamil kembar, gue yakin setiap ibu diberikan beban sesuai kekuatannya masing-masing ^__^
Saatnya Melahirkan
Gue melahirkan secara c-section. Karena anak pertama sudah c-section juga, jadi kali ini disamain aja.
Oktober adalah bulan yang sudah kami tunggu-tunggu. Tanggal operasi sudah dipilih, orangtua sudah dikasih tahu juga. Papa dan Mama mertua nginap dirumah gue untuk bantu jaga Keivel, selama gue dan suami ke RS untuk persiapan melahirkan adiknya besok pagi.
Tanggal 9 Oktober 2019 jam 12 malam (jadi jam 00.00 tanggal 10 Oktober 2019), kami ke RS untuk registrasi dan checkin kamar untuk 4hari 3malam. Setelah registrasi dan cek kamar, gue ke kamar bersalin untuk CTG 40 menit. Semuanya normal, lalu gue diijinkan kembali ke kamar untuk tidur. Ada yang bilang kalau mau operasi itu ga bisa tidur, gelisah mikirin besok bagaimana. Suami kasih pelukan dan menguatkan, dia bilang Good Luck buat operasinya besok (Pak, good luck kayak saya mau Ujian Semester! hahaha..) Tapi syukurnya malam itu gue bisa tidur nyenyak, jem 5 pagi gue bangun sendiri, bukan dibangunin susternya. Merasa I’m Ready!
Ternyata Keivel dirumah juga uda ready, dia jam 5 juga udah bangun, langsung ditemenin sama Sus nya untuk sarapan, main, mandi. Dia nyusul ke RS sama Popo & Kung2nya.
Jam 6 pagi suster uda dateng buat tensi dll, lalu gue CTG lagi. Mulai deg-degan, Karena sejam lagi menuju jadwal operasi.
Jam 7 kurang, gue dibawa ke kamar operasi. Dokter anestesi sudah siap. Ternyata dokternya sudah senior banget. Gue disuntik di tulang belakang (epidural) beberapa kali, sepertinya gak ‘kena’ ditempatnya, dan itu tuh sakitnya bikin gue nangis tapi gak bisa nangis, nah loh ngerti ga tuh? hahaha… Pokoknya pasrah lah sudah di dalam ruangan itu, ga bisa kabur lagi ye kan, anak juga uda mesti lahir, jadinya ga ada pilihan lain selain tahan sakit, peluk bantal, dan gigit tangan susternya (susternya bilang gak apa-apa bu, gak apa-apa) T__T Besar jasamu, suster.
Saat ngetik ini gue masih bisa membayangkan sakitnya suntikan itu waktu jarum panjangnya masuk ke tulang belakang, ternyata gak dapet, dan harus suntik ulang. Sekali obatnya berhasil masuk, ngilunya bikin gue gak bisa mikir apa-apa lagi. Pengen pingsan aja rasanya. Dan ketika biusnya sudah bereaksi, dan dokter sudah mulai operasi, efek obat biusnya bikin gue mual banget, pengen muntah, tapi muntah angin. Karena kan gue puasa dari semalem ga makan apa-apa. Sabar Tien, sabar…
Dokter Handy tanya pas lagi operasi,”Kamu masih suka nulis blog?”, “Udah jarang dok, Karena gak sempet.” (gak ada ilham sebenernya dok…).
Ketika baby sudah lahir dan gue menciumnya, rasa mual dan deg-degan yang gue rasakan tiba-tiba hilang dan berubah jadi perasaan lega dan bersyukur. Gue jadi senyum-senyum sendiri saking leganya.
Ketika kembali ke kamar perawatan (kira-kira 2jam gue di kamar pemulihan), semua keluarga sudah berkumpul di kamar. Keivel menyambut kedatangan Mamanya ini dengan riang :’) Dan Michel, yang semalam bilang “Good Luck”, pas gue masuk kamar dia bilang gini “Good Job, Mama Keivel n Nico.” Hahahaha iya gue lulus Ujian!
Dan gue gak bisa tidur (waktu abis lahiran Keivel gue ditambahin obatnya jadi tidur pules bener), nah kali ini gue bener-bener melek sampai hampir 24 jam. Besok paginya gue tanya dokter kenapa gue seger banget padahal sebenernya ngantuk pengen tidur, dokter bilang Karena abis operasi adrenalin kita masih tinggi dan pengaruh obatnya juga. Tapi akhirnya gue bisa juga sih tidur nyenyak.
24jam baring di ranjang, dan setelah itu gue harus turun dari ranjang karena gue harus bergerak, dan sakitnya luar biasa perih dan nyeri. Tapi kok ya gw lebih bisa ‘terima’ rasa sakit yang ini daripada rasa sakit pas di ruang operasi (masih terngiang rasa suntikannya). Sakit pasca operasi gue rasakan selama 2 hari. Di harı ketiga gue sudah bisa berjalan normal dan sakitnya berangsur Hilang.
Bisa dibilang kali ini pulihnya agak lebih lama dari lahiran yang pertama, kalau menurut analisis sotoy gue, karena bekas operasi yang lama kan dibuka lagi, ya pasti namanya membuka ‘luka lama’ itu rasanya sakit dan perih kan ya, jadi mungkin itu sebabnya kenapa ini lebih lama ilang rasa sakitnya.
Sekarang Baby Nicholas sudah 3,5bulan. Semoga sehat-sehat dan bahagia menyertaimu ya, nak. Papa Mama dan Koko sayang sekali sama kamu.
Di Kamarmu Yang Remang-Remang,
30 Januari 2020
Love,
Mama