The Amazing Nine Nights

Prolog

Beberapa bulan yang lalu ada sebuah wedding exhibition di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, yang diadakan oleh Weddingku. Tujuan gue dan calon suami dulu kesana adalah untuk mencari paket honeymoon.

Sesampainya di wedding exhibition tersebut, ketemulah kami sama sepasang sahabat yang udah married tahun lalu. Lohh kok mereka masih ngiterin pameran wedding? Ternyata, mereka mau honeymoon lagi. Hihihi… Kalau tahun lalu mereka jalan-jalan ke Lombok, tahun ini mereka mau mencari destinasi lainnya. Dan kita ngobrol di sana…diskusi mau kemana honeymoonnya. Diskusi yang utama adalah “Yakin mau double honeymoon?” πŸ™‚ Dan yup, kami berempat positif mau jalan bareng.

Jadinya kami deal malam itu juga. Pameran hari terakhir, hari Minggu. Daerah tujuan kami adalah Thailand! 3 hari ke Krabi, 1 malam Phuket, dan 1 malam di Bangkok (kalau di Bangkok ini free hotel 1 night, paketnya sih hanya sampai Phuket aja). Dengan tujuan wisatanya adalah Phi-phi Island, Four Islands, and James Bond Island.

Sekitar bulan Juli, mereka ke rumah gue, kami berempat berembuk cari tiket online dengan harga yang paling pas. ‘Meeting’ di rumah gue dari jam 3 sore sampai jam 8 malam untuk melakukan pemesanan tiket Jakarta-Phuket, Phuket-Bangkok (tujuan Jakarta beli menyusul masing-masing, karena rencananya mereka mau extend dan gue mau lanjut ke Singapore). Keputusannya, jalan-jalan mulai tanggal 21 Oktober. Beda 3 minggu sejak hari wedding gue dan suami. Kami langsung info ke orang Weddingku, supaya mereka bisa langsung kirim reservasi ke pihak hotel dan tour di Thailand.

Beberapa hari sebelum keberangkatan, mendadak sahabat gue itu BBM dan sounding bahwa kemungkinan besar mereka batal jalan ke Thailand, dan ternyata benar…karena ada sesuatu hal, mereka terpaksa membatalkan semuanya. Membatalkan tiket dan honeymoon package nya, ketika semuanya sudah dibayar Lunas!! Padahal bayar lunasnya baru seminggu sebelum keberangkatan. Belum jodoh namanya.

Pesan dia cuma 1: “Fotoin SEMUA yang lu lakukan di Thailand Tin. Laporin ke gue… Hiksss…” Hahaha. Iya, iya…

Minggu, 21 Oktober 2012

Flight jam 1 siang Air Asia tujuan Phuket. Koko dan keluarganya yang mengantarkan kami ke airport πŸ™‚ Ketika naik pesawat dan menuju tempat duduk gue, tiba-tiba ada yang manggil, “Heltien!” tengok-tengok… Lohhh… kok ada Ko Audy sama istrinya?? Jodoh benerr sih ketemu di dalam pesawat. Haha.. Ko Audy ini temennya koko gue, tepat kemarinnya, tanggal 20 Oktober mereka baru aja married, dan tanggal 21 langsung honeymoon. “Gak pake lama ya, ko?” Hihihi…

Berhubung hari itu ada 1 anak bule yang birthday, seorang Pramugara yang sangat ekspresif memberikan sebuah performance special untuk semua penumpang. Gangnam Style. Hahhaa… Langsung pada heboh orang-orang, ada yang tepuk tangan, ketawa-ketawa, ambil foto dan video. Pertunjukan beberapa menit itu cukup menghibur para penumpang.

Gangnam Syle on Board!

Gangnam Syle on Board!

Sekitar 3 jam perjalanan di udara, sampai di bandara Phuket sekitar jam 4 sore. Setelah melewati imigrasi dan ambil bagasi, kami langsung menuju counter pengambilan sim card prabayar yang diperuntukan para turis. Bisa digunakan untuk paket BB juga, isi pulsa di 711 THB 100 (sekitar Rp 32.500) untuk paket BB 3 hari. Yah lumayanlah, untuk kasih kabar ke orang rumah πŸ™‚

Di pintu keluar sudah ada yang menjemput kami, naik mobil van menuju ke Krabi city (or island?) sekitar 3 jam…lagi. *lama di jalan nih* Di mobil hanya kami berdua penumpangnya. Mampir di minimarket untuk beli air mineral…secara ini minimarket satu-satunya di tengah perjalanan Phuket-Krabi, kayaknya sih harga minumannya diketok jadi lebih mahal. Ya sudahlah, namanya juga dagang. Semakin gak ada saingan, semakin sesuka hati kasih harga.Β  Kalo dibandingin harga di Jakarta sih masih wajar kok harganya πŸ™‚

Day 1 – Phuket-Krabi, Red Ginger

Jam 7 kami sampai di Krabi, Red Ginger Hotel. Sesuai namanya, suasana hotelnya didominasi warna merah, dan welcome drink nya pun minuman jahe, asam, dan berwarna merah. Rasanya seger banget, cocok buat tamu-tamu yang telah menempuh perjalanan cukup jauh :p

Welcome Drink

Welcome Drink

Begitu masuk kamar, tercipta suasana hangat, mungkin aura dari kombinasi warna hitam-merah-orange. πŸ™‚ Kruyuk kruyuk…perut kami laparrr…untung tadi di pesawat sudah pesan nasi, jadi selama perjalanan tidak lapar dan baru merasa lapar ketika sampai di hotel. Di dekat hotel kami ada sebuah restaurant yang menyediakan berbagai jenis masakan. Tadinya langsung mau pesan tom yum gong, tapi takut perut berontak karena kelaparan dan sudah malam, jadi gue pesen soup rumput laut dan jamur. Michel pesen nasi goreng telur. Makanannya seperti masakan rumah. Sederhana, enak, adem, dan bikin kenyang. Hehe… Besok aja baru mulai makan thai food.

Satu hal yang menyebalkan, gue lupa mematikan mobile network…masih pakai nomor Simpati. Rencananya besok pagi baru pasang nomor Thailand. Ternyata semalaman gue nyalakan dan…pulsa gue melarat sampai titik darah penghabisan-nol. Sebel. Padahal sebelum berangkat gue sengaja isi untuk persiapan nanti pulang Jakarta biar ada pulsa telepon. Ini? Malah habis sebelum 24 jam keberadaan gue di Krabi. 😦

Day 2 – Krabi, Phi-Phi Island

Anyone, please kindly to answer this: "Who is Jutien?"

Anyone, please kindly to answer this: “Who is Jutien?”

Gambar di atas adalah jadwal wisata kami selama 3 hari di Krabi. Phi-phi island dan James Bond island memang sedang menjadi primadona tujuan wisata di Thailand πŸ™‚

Jam 8 lewat kami dijemput menuju dermaga yang menyiapkan speedboat ke berbagai pulau. Mobil yang menjemput kami ini semacam mobil bak beratap, yang dipasangi kursi miring-miring seperti mobil patroli polisi, bermuatan 8-10 orang (tergantung ukuran orangnya :p)

Sesampainya di dermaga, kami ‘absen’ ke meja receptionistnya. Cukup menyebutkan nama hotel dan nomor kamar, sudah cukup, karena mereka sudah menyimpan daftar nama kami. Nanti mereka akan menyebutkan nama hotel dan nomor kamar, sebagai identitas kami untuk naik ke speedboat. 1 Speedboat bisa muat untuk 30’an orang.

Hari ini tujuan kami ke Phi-phi island, tapi ternyata ada beberapa pantai juga yang kami singgahi. Gue gak inget nama-nama pantainya apa aja. Yang pasti, airnya sangat bening dan bikin orang-orang jadi Penyu (pengen nyemplung) aja bawaannya. Gak banyak karang, sehingga cukup aman untuk berenang. Gue dan suami sempat berenang sebentar.

Phi-Phi Island

Phi-Phi Island – Maya Bay

Phi Phi Island - Phi Phi Don

Phi Phi Island – Phi Phi Don

Lautnya bikin merinding...keren beud!

Lautnya bikin merinding…keren beud!

Sayangnya, toilet mereka tidak cukup bersih dan kran airnya gak nyala. Bukan hanya di 1 toilet saja, melainkan semuanya. Di pulau lain yang kami singgahi juga toiletnya kacau 😦 gak bisa bilas, gak bisa cuci tangan, karena kran air tidak nyala. Untung bawa air mineral di tas.

Penumpang pun bisa snorkeling di sana, turun dari speedboat dan dipinjemin alatnya, tapi hari pertama gue ga ikutan snorkeling, Michel aja yang turun. Masalahnya, habis berenang di pulau pertama gue udah langsung ganti baju, dan gak punya baju kering lagi. Nah kalau gueΒ  nyebur lagi, bisa-bisa masuk angin. Kami salut bener sama bule-bule yang sekapal bareng, mereka bisa ya abis berenang gak ganti baju (okay, pakai bikini dan celana renang memang, tapi udahannya di kapal gak sarungan pakai apapun. Tahan gitu kena angin naik speedboat *hebatt*), trus angin-anginan di kapal, abis itu turun lagi ke laut buat snorkeling, naik lagi ke kapal, goyang-goyang, kapal jalan angin kencang, turun ke spot yang lain snorkeling lagi, naik lagi ke kapal…begitu terus sampai beberapa kali. Dan udahannya jam 12.30 baru makan siang. Gue aja yang pake baju agak pusing lantaran kebanyakan makan angin, gimana yang pake baju cuma menutupi beberapa area πŸ˜€

Ada 1 tebing yang unik di tengah-tengah laut. Jadinya, di bawah tebing itu ada sebuah lubang kecil (semacam goa tapi sangat kecil) yang bisa menyemburkan air sangat kencang. Jadi goa kecil ini menyedot air laut ke dalam mulutnya, lalu beberapa detik kemudian diaΒ  menyemburkan airnya dengan deras. Si sopir sengaja memutar kapal agar pantat kapal menghadap goa tersebut, supaya penumpang yang di dalam kapal dapat merasakan semburannya. Iya lohh, itu rasanya dashyat banget seperti disemprot pake selang :p

Snorkeling & kasih makan ikan

Snorkeling & kasih makan ikan

Berita buruknya, hari itu kami kehilangan kacamata renangnya Michel. Masih baru. Baru dipakai beberapa kali maksudnya. Hehe… Kacamata renang minus 5,5 itu entah jatuh atau tertinggal di mana, yang pasti ketika malamnya kami cari-cari, kacamata itu telah raib tanpa mengucapkan perpisahan. Hiksss… Biarkan dia menjadi penduduk Thailand sekarang dan selama-lamanya. Relakan, relakan… πŸ™‚

Malam harinya, adalah saatnya Romantic Dinner. Ini termasuk dalam honeymoon package. Menu pertama yang keluar adalah ikan, semacam ikan bakar gitu tapi warnanya gak terlalu cokelat, dan dagingnya sangat lembut. Menu kedua adalah seafood platter. Semua jenis makanan laut dihidangkan di sini, Kepiting, udang, cumi, dan kerang…rasa makanannya cukup enak, dan yang bikin makanannya tambah enak adalah bumbu asam pedasnya. Bumbunya ini terpisah, jadi kita cocol sendiri sesuai keinginan.

Seafood Platter! hmmm

Seafood Platter! hmmm

Malam harinya kami keliling minimarket mencari sunblock. Menyesal tidak membawanya dari rumah, dan hari pertama kulit kami mulai terbakar. Jadi untuk meminimalisir kemungkinan kulit terbakar lebih besar, kami memutuskan beli sajalah di minimarket. Akhirnya beli deh itu Sunblock dengan Spf 110. *gak ngaruh kayaknya, hitam juga ni badan*

Day 3 – Krabi, Four Islands

Hari ini kami dijemput agak siang, pukul 8.30 pagi. Tujuan nya adalah ke Four Islands. Namanya bukan four island, melainkan kita pergi ke 4 pulau, antara lain Phra Nang Beach, Tup Island, Chicken Island, Monkey Beach.

Prha Nang

Prha Nang

Dan banyak yang make a wish di sini...

Dan banyak yang make a wish di sini…

Di Tup island ini berdekatan dengan 2 pulau lainnya, sehingga kita bisa jalan kaki untuk menyebrang ke pulau tetangga. Air laut yang membentang di antara mereka tidak tinggi, hanya sebatas betis-lutut. Untuk menyebrang butuh waktu kira-kira 20 menit bolak balik. Capek banget kakinya! Masalahnya jalan di air itu membutuhkan lebih banyak tenaga dibandingkan jalan biasa di darat tanpa melawan arus air.

Hari ini gue sempat snorkeling πŸ˜€ Bawa persiapan baju lebih lagi supaya gak takut masuk angin kalau mau nyebur. Hehehe… Berenang sama ikan, kasih makan roti tawar. Rasanya geli banget waktu mereka menyentuh kulit kita dan berebut makan roti.

Kami berhenti untuk makan siang di sebuah pulau yang tidak-gue-ingat-namanya-saking-banyaknya-pulau-dikunjungi, lalu membeli jagung bakar disini dengan harga THB 30/jagung. Nom nom nom… Rasanya standar, tapi jagungnya manis banget enak!

Tup Island and Friends... *foto diambil dari Tup Island, kemudian gue nyebrang*

Tup Island and Friends… *foto diambil dari Tup Island, kemudian gue nyebrang*

Khilaf...sampe pesen lagi...

Khilaf…sampe pesen lagi…

Chicken Island cuma kami lihat dari jauh. Batu di depannya itu mirip kepala ayam kali yah? Hehehe… Di sini gak ngapa-ngapain, cuma ambil foto aja dari kapal.

Chicken Island...

Chicken Island…

Michel sempat mabok selama di speedboat, untung bawa permen jadi rasa mualnya bisa ditekan πŸ™‚

Malam harinya kami jalan menyusuri jalanan Krabi. Suasana di Krabi ini mirip Bali. Gabungan struktur jalanan dan susunan restaurant di Kuta, dengan sepinya Ubud…itulah bayangan Krabi. Hehe.. Jarak antara hotel kami dan 711 (mau beli pulsa dan cemilan) cukup jauh. Gue tanya sama orang di hotel, 711 terdekat ada di mana? Katanya nanti belok kiri luruss aja terus, gak terlalu jauh. Huh ternyata standar dekat mereka dan kami sungguh berbeda. Sedekat-dekatnya itu, kami perlu jalan kaki sekitar 20 menit untuk sampai di tujuan. Lumayan lah ya jaraknya. Untungnya banyak toko-toko di sepanjang jalanan, jadi gue bisa cuci mata, meskipun gak beli barang apapun.

Kami makan di salah satu restaurant yang sangat enak di sepanjang jalan itu, namanya Aning Restaurant. Kami pesan nasi+Tom Yum Gong dan 1 loyang pizza besar. Huahhh…. Dari Thai ke Italy πŸ™‚ Tapi pesanan kami gak salah, karena rasanya benar-benar ENAK! Asam dan pedas Tom Yum nya menjalar perlahan turun di kerongkongan dan membuat mata gue sekejap membelalak. Top markotop! Begitupun dengan Regina’s Pizza (pizza dengan taburan mushroom) juga dashyat rasanya.

Gue penggemar Tom Yum Gong :')

Gue penggemar Tom Yum Gong :’)

Michel penggemar Jamur :D

Michel penggemar Jamur πŸ˜€

Best dinner in Krabi adalah ini, menurut gue!

Oh iya, setelah makan malam kami jalan pulang ke hotel, di tengah jalan ada sebuah mobil yang jual buah-buahan…dan disana ada Durian! Kami suka durian, dan gak mikir lagi langsung pilih-pilih yang bagus dan bungkusss…belom tanya berapa harganya. THB 150 ternyata, padahal cuma 3 butir isi doank yang udah dikupas dari buahnya. Dikasih bonus manggis, duku, dll. Lahhh ini mah diketok kitanya, wong sampe dikasih bonus macam-macam. Yang pasti duriannya mantap banget, manis dan dagingnya tebal, bijinya kecil πŸ™‚ Makan di kamar hotel diam-diam, dan bijinya dibungkus plastik berkali-kali supaya bau nya tidak menyeruak keluar. Hihihi… Aman.

Day 4 – Krabi, James Bond Island – to Phuket

Hari ini adalah hari terakhir kami di Krabi. Malam nanti akan berada di Phuket πŸ™‚ Jadi pagi-pagi kami sudah harus beresin koper dan siap-siap check out hotel. Berhubung Baht yang kami bawa dari Jakarta hampir menipis, jadi kami tidak lupa untuk tukar Baht dulu di sebuah minimarket sekaligus money changer dekat hotel, untuk persiapan di Phuket dan Bangkok nanti. Bermodalkan USD yang kami bawa, kami tukarkan THB 3030 dengan $100. Uang Rupiah jeblok kalau ditukar di luar Indonesia, jadi lebih baik bawa dollar saja, apalagi jika kita ada simpanan dollar di rumah (dibeli saat kurs tidak terlalu tinggi), itu pasti lebih menguntungkan. Hehehe…

Bye Bye Red Ginger

Bye Bye Red Ginger

Thank you :')

Thank you :’)

Jam 9.30 kami dijemput oleh sebuah mobil van, koper kami dititip di mobil itu selama kami jalan ke James Bond island.

Kami naik kapal motor ke James Bond Island. Gue lebih senang naik kapal motor dibandingkan speedboat. Karena kapal motor ini posisi duduknya menghadap depan, alias tidak menyamping seperti speedboat, jadi tidak bikin pusing biarpun bergerak cepat dan goyang-goyang.

Pemandangan sepanjang laut itu sangat indah, kanan kiri penuh gunung dan tebing. Sekitar 40 menit kami sampai di Ao Phangnga, perlu jalan kaki sedikit untuk sampai di James Bond island. Kenapa ini dinamakan James Bond island? Hanya karena pernah dijadikan tempat shooting James Bond, tempat ini kemudian dibuka untuk umum dan dinamakan sesuai judul filmnya itu.

Michel Bond... :p

Michel Bond… :p

Masih di James Bond Island

Masih di James Bond Island

Ahhhh….yang paling seru dari tour James Bond Island ini adalah Canoeing! Ada petugas yang dayungin, jadi gak dayung sendiri *nanti nyasar* hehe… Pemandangan di area ini sangat cantik, dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi dan rendah, terowongan kecil dengan airnya yang tenang begitu membekas di pikiran gue. Ini adalah salah satu kenangan indah yang gue miliki (kal0 para Dementor menghisap jiwa bahagia gue, gue jamin dia pun akan menjadi bahagia telah menghisap bagian jiwa gue saat canoeing. Hahahaha *lebaii*)

*meleleh*

*meleleh*

:')

:’)

Sore harinya kami diantar kembali oleh mobil van menuju ke Phuket. Jauhh banget perjalanannya, sekitar 3 jam lagi, seperti saat dulu dari airpot Phuket ke Krabi. Tapi ini karena badan kami sudah lelah, jadi perjalanan lama semakin terasa jauh. Jalanan Phuket mengingatkan gue dengan Pangkalpinang Bangka, juga Bali. Iya, perpaduan antara dua kota itu. Kami akan bermalam di Phuket dan besok siang akan bertolak ke Bangkok.

Jam 18.30 kami tiba di The Sea Patong Hotel, Phuket. Tidak sempat main di pantainya, karena badan sudah lelah sekali dan matahari siap berpindah tugas, maka langit mulai gelap.

Gue suka interior kamar di Sea Patong. Kombinasi kayu dan warna putih, kamar mandinya unik, berlantai batang-batang kayu. Ada terasnya juga, namun bukan best view, karena pemandangan yang ada hanya lapangan parkir. Hehehe…

Atas rekomendasi dari resepsionisnya, dia menganjurkan kami makan di Salathai Restaurant. Restaurant ini menyediakan berbagai makanan, dari Thai food sampai western food. Total harganya lumayan mahal…hmmm karena kami makannya juga banyak. Hahahaa.. Pesen bungkus untuk makan di hotel, nasi goreng Tom Yum. Tom yum lagi? Duh jadi khilaf makan di Thailand. Uang yang kami bawa sebagian besar terpakai untuk beli makanan, bukan untuk beli barang :p

The Nap's Bar 76

Welcome drink: The Nap’s Bar 76

Day 5 – Phuket to Bangkok

Pagi harinya kami sudah harus bersiap-siap ke airport untuk terbang ke Bangkok. Di Phuket memang gak sempat ngapa-ngapain, semalam sampai sudah gelap, pagi ini sudah harus bersiap ke airport. Tapi ya gpp juga, semalem sudah cukup menikmati makan malam dan suasana malam di Phuket πŸ™‚

Kami nanya ke resepsionist, apakah perjalanan dari hotel ke airport jauh? Mereka bilang tidak jauh kok, Dekat…dan ternyata JAUH saudara-saudara, belum lagi ditambah macetnya. Sejam lebih di jalanan yang katanya dekat ituh, Alhasil kami baru sampai di airport 50 menit sebelum keberangkatan. Untung masih bisa check in. Antrinya lumayan panjang pula. Sampai di ruang tunggu gak sampai 5 menit langsung dipanggil boarding. Lain kali gue gak percaya lagi deh sama orang Thailand, standard ‘dekat’ mereka dan gue sangat berbeda. Ini udah yang kedua sejak perihal 711 di Krabi yang katanya juga ‘dekat’ sama hotel. Grrr…

Sesampainya di Don Mueang Airport Bangkok, kami kelaparan…gak sempat makan di airport Phuket tadi, jadinya beli dimsum di Don Mueang untuk makan di taxi. Lumayan buat ganjel perut buncit kami. Hihihi…

Welcome to Bangkok

Welcome to Bangkok

For your info, di Bangkok ini kami sudah terlepas dari honeymoon package yang kami pesan, karena free 1 night hotel in Bangkok ini hanya berupa compliment atas promo HM package tersebut, yang dikirimkan langsung oleh pihak T.A.T (Tourism Authority of Thailand) berupa Gift Certificate ke rumah calon turis (gue), kerjasama mereka dengan pihak Weddingku. Hotel yang kami dapatkan adalah Pullman G Bangkok Hotel.

Posisi hotel Pullman G setelah gue lihat di peta, ternyata jauhh dari Don Mueang Airport dan sebenarnya lebih dekat jaraknya dengan Suvarnabhumi. Huhuhu… Salah posisi deh. Yang bikin ribet di Bangkok ini adalah supir taxi nya gak gitu bisa bahasa Inggris dan gak bisa huruf abjad (a,b,c), dia cuma bisa baca huruf cacingnya Thailand. OMG… ini macam mana yah? Gue kasih lihat posisinya di peta, dia pun kebingungan, karena di peta juga tulisannya abjad semua. Untungnya di gift certificate yang dikirimkan ke kami, tertera nomor telepon hotelnya, sehingga pak supir berinisiatif telepon keΒ  hotel untuk menanyakan daerahnya.

Setelah itu kami tanya “Get it, uncle?”, dia jawab “Yes, i know..i know…” Setelah sampai di daerah Silom Road (tempat hotel itu berada), dia nyasar pula. Nanya ke orang-orang pakai bahasa Thai dan gue hanya menangkap dia ngomong, “Pumah…Pumah…” Sepertinya dia sedang berusaha mengucapkan ‘Pullman’, dan orang-orang di jalan yang dia tanyai gak tahu juga letaknya…geleng-geleng doank. Hahaha… Kami sampai termabok-mabok dibuatnya. Akhirnya dia kembali menelepon ke hotel dan bertanya lagi. Setelahnya dia tersenyum dan menunjuk-nunjuk sesuatu agar kami ikut melihat, ternyata di atas sana sudah terlihat sebuah gedung dengan tulisan PULMAN G!! Yeah, uncle…that’s PUMAH!

Taxi Taxi

Taxi Taxi

Sesampainya di Pullman G, gue langsung menuju meja resepsionis untuk check in. Setelah memberikan bukti reservasi via email dan passport kami, dia meminta gift certificate nya. Oh iya, lupa. Segera gue keluarkan dari tas. Seketika dia meneliti kertas itu dan membolak-balikannya. Dia bilang, “Maaf, apakah kamu punya gift certificate yang asli?”, gue bilang “Ini yang asli. Saya dikirimkan langsung oleh pihak T.A.T ke rumah saya, jadi itu yang saya bawa sekarang.” Katanya,”Kertas ini berupa fotokopian, harusnya kop surat dan cap di sini adalah yang asli.” Lah elah, meneketehe orang gue dapetnya udah kayak begitu.

Alasan dia butuh yang asli adalah, supaya gak ada orang lain yang tidak bertanggungjawab menggunakan gift certificate aslinya. Menurut gue alasan itu mengada-ada, karena jelas setiap lembar gift certificate itu ada nomor dan kodenya kok, hotel besar masa gak punya data atas penggunaan dari vouchernya sendiri sih? Gak mungkin banget kan.

Akhirnya dia bilang gini, “Gini aja, kita bukakan kamar untuk kalian sekarang supaya kalian bisa istirahat dulu. Namun jika sampai besok check out kami masih belum dapat konfirmasi gift certificate yang asli dari pihak T.A.T di Jakarta, maka kamu harus membayar sesuai rate kami yaitu THB 3800.” Muke gileee ni orang. Langsung kami jawab “Gak mau! Tunggu sampai masalahnya clear baru kami mau check in.” Pikir aja, kita ke Bangkok tujuannya ya karena dapat free 1 night hotel atas promo HM package kami, dan sekarang karena gift certificate dianggap tidak sah kami harus Bayar seusai rate mereka, padahal kesalahan bukan ada di pihak tamu. Ini gak sopan sama sekali menurut gue. Dan ketika gue minta tolong dia untuk contact kantor yang di Jakarta, dia menolak loh, dan menyuruh gue untuk kirim email sendiri ke agen gue di Jakarta (iya, ada free internet and laptop di lobby nya, tapi ini ngerepotin tamu namanya!). Gue bilang, kalau pakai email orang kadang tidak langsung dilihat dan dibalas, kalau pakai telepon kan sudah pasti langsung sampai.

Akhirnya dia mengalah dan melakukan panggilan ke Jakarta. Gue ngomong langsung sama pihak T.A.T nya, kenapa bisa begitu? Gift certificate aslinya ada di siapa sebenarnya? Dan pihak T.A.T Jakarta pun kebingungan “Oh ini kak Heltien yah? Yang temannya cancel itu kan? Duh aku juga bingung nih karena setahu aku, kami dikasih gift certificate oleh pihak hotel pun yang berupa fotokopi yang saya kirim ke rumahmu. Bos ku lagi gak di kantor, coba aku tanya dia dulu deh, nanti aku telepon balik ke sana.”

Nah loh. Jadi yang mana nih yang bener? Resepsionis merasa perlu memegang lembaran aslinya, sedangkan pihak T.A.T bilang hanya itu yang mereka punya. Ckckck… Akhirnya sambil menunggu kabar dari Jakarta, gue contact sepasang teman gue yang batal pergi itu, gue ceritain permasalahannya dan minta tolong mereka untuk follow up orang T.A.T nya dan mengabari orang Weddingku, bahwa kerjasamanya kok kacau begini.

Gue juga melakukan ngadu ke pihak Weddingku melalui email, gue ceritakan yang sedang terjadi dan minta tolong untuk dibereskan secepatnya karena kalau tidak kami terpaksa cari hotel lain karena sudah kecewa. Ya iyalah kecewa, jangan karena ini gratisan lalu kami dipersulit ketika check in donk, jelas-jelas ini bukan kesalahan kami.

Akhirnya teman gue dari Jakarta kirim BBM, “Tin, kata Pak **** (orang Weddingku), suruh mereka cari yang namanya Mr. ABC (nama Thailand susah sebutnya).” Gue langsung ke resepsionis dan bilang “Tolong cari Mr ABC, dia yang in charge masalah gift certificate di Jakarta.” Ehh dia malah balik nanya “Who is Mr ABC??” Yeeee lu nanya gue, mana gue tahu, itu kan orang dari kantor lu sendiri. Akhrinya dia tanya ke temen di sebelahnya “Hey, do you know who is Mr ABC?”, dan temennya balas “Oh, mungkin dia orang bagian sales.”

Bla Bla Bla…setelah beberapa menit akhirnya dia mau mengurus proses check in kami. Rempong bener ini madam satu. Grrr…. Butuh waktu 1,5 jam untuk menyelesaikan masalah ini. Ternyata orang Weddingku berusaha mengontek gue dan suami ke nomor HP Jakarta, tapi tentu saja gak aktif, jadi dia email gue dan minta maaf atas ketidaknyamanannya. Sampai sekarang gue gak tahu penyelesaiannya seperti apa, gift certificate asli nya ada di siapa, gue gak tau, yang penting sudah bisa masuk kamar dengan tenang tanpa takut besok pagi ada tagihan mendadak sebesar tiga ribu Baht, kan gak lucu kalau dari yang gratis tiba-tiba harus bayar sebesar itu padahal bukan salah kami…

Saking serunya mengurus masalah satu itu, kami jadi lupa urus masalah perut. Belum makan >.< Lapar… Buru-buru mandi dan istirahat sebentar, kami langsung jalan cari makan di dekat hotel. Di sepanjang jalan banyak toko-toko yang menawarkan jasa body massage, tailor, minimarket, dan sampai di ujung jalan, ada sebuah mall bernama Central Silom apalah gitu…di sana banyak restaurant. Jadi kami mampir dan memesan makanan di salah satu restaurant, dan kembali kami memesan Tom Yum Gong hehehe… Kali ini bisa request pesan yang tidak pedas. Pork satay nya juga enak, begitu juga Mie tauge nya.

I Love Thai Food

I Love Thai Food

Pas lagi tengah-tengah makan, gue ketelek kulit udang. Errr… Rasanya sakit banget ampe keluar air mata. Udah telan nasi bulat-bulat, telan daging babi gak dikunyah, tetap aja nyangkut dan gak turun itu kulitnya. Kecil sekali rasanya, tapi sakitnya nyiksa. Selama beberapa menit gue terdiam dan bersabar, minum air yang banyak. Untungnya gak lama kemudian kulit udangnya turun dan tenggorokan gue terasa legaaaaa banget. Parah, baru kali ini ngerasa sakitnya ketelek sesuatu sampe segitunya. Biasanya ditimpa nasi udah beres, ini ditimpa berkali-kali auban banget >.< Kayaknya satu malam di Bangkok ini penuh dengan intrik dan ketilik. Ckckck…

Malam harinya kami benar-benar tepar dan bersiap untuk ke airport besok siang menuju Singapore πŸ™‚

Day 6 – Bangkok to Singapore

Jakarta dan Bangkok itu memiliki satu kesamaan, yaitu macet dimana-mana, bahkan jalan Tol sekalipun.

Familiar With This?

Familiar With This?

Maka itu supaya amannya, kami jalan ke airport 3 jam sebelum jadwal flight. Sadar kalo Don Mueang Airport itu jauh dari hotel, maka gak lagi mengulangi kesalahan di Phuket kemarin, mendingan kepagian daripada telat kan? Hehehe…

Beberapa hari kemudian gue baca sebuah artikel di internet, ternyata Bangkok menempati urutan pertama kota termacet di dunia, dan Jakarta meraih peringkat 2. Plok plok plokkk… Menghindari macetnya Jakarta malah kena macet di Bangkok :p

Kepagian di airport jadi kami menunggu cukup lama, sekitar 1,5 jam. Sambil menunggu waktu kami makan dulu di foodcourt, karena belum makan siang. Kemudian keliling-keliling airport Don Mueang. Ini adalah airport Bangkok yang pertama, lebih dulu ada dari Suvarnabhumi, dan sekarang diaktifkan kembali.

Singapore! Day 6 – Day 10

Jam setengah lima sore kami sampai di Changi Airport, setelah beberapa menit menunggu ko Stevin, sao Ming2, dan Chloe datang menjemput, akhirnya ketemu juga πŸ™‚ Kami langsung pulang ke Bukit Batok.

Lovely Family

Lovely Family

Sao2 Ming2 langsung masak loh malam itu, bikin udang goreng sereal. Rasanya top markotop :p Besok paginya masak lagi, Ayam panggang lemon. πŸ™‚

Selama di Singapore kami jalan ke Marina Bay Shopping Centre, Gardens by the Bay, sisanya keliling mallΒ  Vivo City, Ikea Alexandria, Ion, Orchard, J cube. Boleh loh kak, kakinya direfleksi… hihihi…

Sempat makan siang sama Joe Ng, di Swensen Bishan Junction 8. Judulnya adalah Ke-ke-nyang-an :p Gak berlama-lama karena Joe ada janji dengan orang lagi setelah makan sama kami.

Tanggal 30 Oktober, kami harus kembali ke Jakarta. Sedih harus berpisah dengan keluarga di sana, tapi akan selalu ada perjumpaan lagi πŸ™‚ Jadi…Sampai jumpa Ko Epin, Sao Ming2, and Chloe. Thank you buat semuanya, kita pasti main lagi. :’)

Epilog

Gue merasa dalam 10 hari 9 malam perjalanan ini, gue makannya banyak. Gak heran pulang-pulang bokap komentar “Dek, kok pipi kamu bulet banget sekarang?” Sambil bolak balik muka gue. Hah?! Gitu ya?!
Komentar kedua dari Sang Suami, suatu pagi di Phuket tiba-tiba dia nyeletuk, “Ayank makannya banyak ya…” Dan itu adalah nada Pernyataan, bukan Pertanyaan. Iyaa iyaa, aku khilaf memang >.< Makin bulat ya sekarang? :p

Begitulah, rekan-rekan sekalian…perjalanan honeymoon kami berdua memang telah selesai, namun akan ada jalan-jalan lainnya lagi, entah berdua, bertiga, berempat, berlima? Hihihi…

Dan semoga perjalanan hidup kami selanjutnya, dapat kami lalui dengan langkah Baik!!

Sadhu! Sadhu! Sadhu!

About neitneit

Call me Tien. It's simple and good enough.
This entry was posted in Her Daily News. Bookmark the permalink.

8 Responses to The Amazing Nine Nights

  1. id@ says:

    Slesai jg bacanya hehe, berasa mengalami HM pas baca lhoo koq hehehe

    Slalu ada kesan ya tien di setiap saat πŸ™‚

  2. Wow! Seru yaaahh….sayang deh pengalaman menyenangkan ini harus ternodai dengan ketidaknyamanan soal voucher hadiah itu. Tapi pulau-pulaunya keren yaaahhh….sayang pas kemaren honeymoon, gua dan suami ga sempet ke sana.

  3. mikisensei says:

    Wah, lo bilang lo ketiban sial di Bangkok. Gue juga ketiban sial di Bangkok tuh… T____T

  4. Pingback: 2013 nya, Kakak… | @truetienz

  5. Pingback: Tentang Hamil [bagian 1] | @truetienz

Leave a reply to neitneit Cancel reply